Hejocokor

Wisata Bunuh Diri di Swiss

sumber photo: Internet

 

Kegiatan berwisata saat ini tidak hanya didominasi para pelancong yang mencoba sesuatu yang menyenangkan yang tidak ada di lingkungan tinggalnya. Namun saat ini telah berkembang ke arah wisata nyentrik, sebut saja “dark tourism” dimana wisatawan diajak untuk melihat tempat tempat angker atau tempat yang memiliki sejarah menyeramkan seperti pembantaian, pembunuhan dan lainnya. Dan yang paling mencengangkan saat ini adalah adanya wisata Bunuh diri di Swiss. 

Seperti yang saya kutip dari beberapa sumber, banyaknya warga asing yang datang ke Swiss untuk bunuh diri membuat warga kota Zurich gerah karena keberadaan assisted suicide (bunuh diri dengan bantuan) di negara mereka. Padahal, di sisi lain, pemerintah Swiss sangat menghargai hak asasi manusia (HAM), termasuk hak bunuh diri. Tak heran, praktik bunuh diri dengan bantuan ini telah menjadi praktik legal selama puluhan tahun.
Dari hasil sebuah survei, warga Swiss masih mendukung praktik assisted suicide. Meski demikian, sebagian warga lain menolak jika negerinya dijadikan tujuan wisata bunuh diri.
“Sangat menyedihkan melihat seseorang bepergian ribuan kilometer ke sebuah negeri bebas hanya untuk meninggal dunia,”, kata Bernhard Sutter, pengelola organisasi bantuan bunuh diri terbesar di Swiss Exit.
Menurutnya, Eropa sedang menularkan dilema moral mereka ke Swiss, negeri yang juga dikenal dengan produk coklat itu.
“Negara-negara itu harus menyelesaikan problemnya sendiri. Jadi kami sangat bahagia jika Jerman atau Inggris mengubah hukum mereka,” ujar Sutter.
Exit sendiri, saat ini hanya melayani warga Swiss atau mereka yang sudah tinggal lama di negeri itu. Exit menungkapkan proses assisted suicide ini cukup lama sebab mesti perlu persiap dari diri si pasien dan keluarganya.
Para pelaku wisata bunuh diri ini kebanyakan adalah mereka dengan sakit parah yang tak bisa diobati. Beberapa negara Eropa, proses pemberian bantuan bunuh diri atau euthanasia masih dianggap praktik ilegal. Itu menjadi sebab, mengapa sebagian dari mereka pergi ke Swiss, negara yang melegalkan euthanasia.
Seperti dikutip dari CNN, Senin (25/8/2014) mereka disebut wisatawan bunuh diri.

Antara 2008 dan 2012, 611 "turis" datang ke Swiss untuk bunuh diri yang dibantu, menurut analisis yang dipublikasikan. Mereka tiba dari 31 negara di seluruh dunia, meskipun mayoritas berasal dari Jerman dan Inggris.

"Di Inggris, setidaknya, 'pergi ke Swiss' telah menjadi eufemisme untuk (bunuh diri yang dibantu)," tulis para penulis penelitian. "Enam organisasi kanan-ke-mati membantu sekitar 600 kasus bunuh diri per tahun, beberapa 150-200 dari yang wisatawan bunuh diri."

Tulisan ini dipublikasikan adalah hasil dari studi percontohan selesai untuk proyek yang lebih besar pada bunuh diri yang dibantu di Swiss yang dilakukan oleh para ahli di Institute of Medicine Hukum di Zurich.

Dari 611 kasus bunuh diri yang dibantu diidentifikasi selama masa studi empat tahun, lebih dari 58% adalah perempuan. Usia pasien berkisar 23-97, peneliti menemukan usia rata-rata adalah 69. Setengah dari pasien memiliki penyakit saraf lainnya menyatakan mereka menderita kanker, penyakit rematik atau penyakit kardiovaskular dan tidak sedikit yang memiliki lebih dari satu kondisi.

Dalam beberapa kasus, bunuh diri dilakukan dengan menggunakan sodium pentobarbital. Dosis fatal obat ini menyebabkan pasien koma, menurut Dignitas , sebuah organisasi di Swiss, sodium pentobarbital diidentifikasi melumpuhkan sistem pernapasan pasien, menyebabkan dia untuk berhenti bernapas.

Jumlah kasus wisata bunuh diri  turun dari 123 pada tahun 2008 menjadi 86 pada tahun 2009 Namun jumlah kasus dua kali lipat antara tahun 2009 dan 2012, untuk 172.

Hukum bunuh diri yang dibantu di seluruh dunia berada dalam fluks sebagai negara memperdebatkan pro dan kontra yang memungkinkan dokter untuk membantu pasien yang sakit parah, atau pasien dalam banyak rasa sakit, mati.
 
Berikut video yang menayangkan praktik assisted Suicide, Michèle Causse (1936-2010) adalah seorang lesbian yang memutuskan untuk melakukan bunuh diri dengan bantuan obat didampingi oleh staf dari organisasi yang melegalkan praktik bunuh diri di swiss.
 
 
Namun perlu diingat bahwa semua agama melarang setiap umatnya untuk melakukan praktik bunuh diri.