Hejocokor

Pre Voyage - Masa Karantina

3 minggu sudah berlalu dan masih tersisa dua minggu yang harus  kuselesaikan.

Well, menjalani kehidupan karantina memberikan pengalaman yang berbeda.  Layaknya seorang siswa, PR, kuis dadakan , kuis mingguan dan mengikuti kelas adalah kegiatan rutin yang harus  kujalani.

Awalnya memang terasa berat, lingkungan baru, orang-orang baru dan ……

Hari itu, hari minggu, aku dan aubet (teman yang baru kukenal 2 minggu sebelumnya) tiba di gedung pelatihan di Cikarang sekitar jam 5 sore. Berbekal surat pengantar dari kantor Jakarta, kamipun melangkah masuk menuju gerbang, disambut oleh sekuriti dan dipersilahkan untuk ke Lido Restaurant untuk mengikuti briefing, dan ternyata ada sekitar 80 orang yang akan mengikuti training ini.

Disinilah dimulai perkenalan, ada 11 orang yang akan mengikuti kelas Clerk. Adalah Enrique dan Ignatius atau biasa dipanggil adhie, yang menjadi teman secabin (disini istilah kamar diganti dengan cabin) nomor 317.

Senin, hari pertama.  Perkenalan terasa hangat, kami calon clerk duduk sesuai jurusan. Aditya, Jefrry, Albert, Harli, Reza, Johan, Arnan, Aubert dan Enrique. Dan oops, beruntung sebelum acara dibuka, Ignatius muncul, lengkaplah kita bersebelas.

Yang menarik dari training ini, selain kami harus berbicara bahasa inggris selama menjalani training baik dikelas maupun di lingkungan kampus, pada saat jam makan, breakfast, lunch dan dinner, kami selalu dibantu oleh teman-teman kami yang sedang praktek sebagai waiter. Greeting, dibantu dibawakan makanan, di courtesy kualitas makanan, wah serasa makan di restaurant bintang lima… makanannya pun enak.

 

Seminggu berlalu dan saatnya kami menerima raport mingguan. Semua teacher memberikan penilaian kepada semua siswa, dan katanya aku terlalu pasif di kelas dan diperlukan perbaikan dalam keramahtamahan, quality customer service.

Tidak ada yang lepas dari komen para teacher. Lucunya semua clerk dapet komen negative, ada yang perilakunya dianggap kurang professional, meningkatkan ekspresi muka, terlalu banyak senyum tidak pada tempatnya dan terlalu kasual.

Tapi semua itu menjadi motivasi bagi kami untuk menjadi lebih baik di minggu berikutnya, karena tentunya kalau tidak ada perbaikan, siap-siap kena PIN alias warning. 3 x PIN artinya dismissal alias dikeluarkan.

Jangan pernah membayangkan belajar disini bisa sesantai seperti belajar dikampus lainnya. Banyak peraturan yang terkadang membuat kita shock! Bayangkan saja, tidak boleh membawa telepon ke kelas, grooming, harus aktif saat di kelas, dan tentunya harus bahasa ingrris kapanpun dan dimanapun selama di lingkungan pelatihan. Selesai kelas jangan harap bisa santai, PR nya super banyak dan harus dikumpulkan untuk besok paginya, alhasil kami selalu begadang setiap hari, tidur jam 1-2 pagi adalah hal biasa buat kami.

Kami para clerk dituntut lebih oleh para teacher, terutama dalam kemampuan berkomunikasi dalam bahasa inggris, selalu dan selalu menjadi sorotan para teacher saat kami melakukan sedikit kesalahan, mungkin itulah cara mereka membentuk mental dan kaulitas didikannya.

 

Kelas bersama, mengerjakan tugas bersama, fitness, nongkrong di lounge, sampai tidur pun bersama, karena cabin kita berdekatan dan pastinya kita juga suka menghkayal bareng. Kegiatan keseharian itulah yang membuat kami menjadi lebih dekat, layaknya sebuah keluarga kecil yang baru terbentuk, kami saling membantu dan memberikan masukan saat ada salah satu clerky (panggilan kami) yang mendapat komen “tajam” dari teacher.

Sempat terpikir setelah training ini berakhir, kami para clerky akan menjalani kehidupan masing-masing, pastinya aku akan merindukan kegiatan ini. Semoga kita semua lulus di final exam dan exit interview dan tentunya dapat destinasi sesuai harapan.